Monday 14 November 2011

TVS Apache 160 RTR

Pada speedo meter apache Lampu Indikator yang akan menyala, jika odo meter menunjukkan jarak tempuh tertentu, dimana motor harus di service. Untuk pertama kali, indikator ini akan berkedip pada jarak 500 km, selanjutnya 2500, 5000, dst. Lampu ini berkedip selama kurang lebih 10 detik pada saat motor di start.

Pengalaman saya waktu service pertama, montir nya nggak tau cara mematikan indikator ini (Gimana sih trainingnya? Masak hal simple gini gak bisa? :( ). Tapi karena di bengkel Mitra, jadi yah saya maklum aja. Kemarin pas service kedua, dan kali ini di bengkel resmi, saya tanya gimana cara mereset Lampu Indikator ini. Ternyata sangat mudah, pertama posisikan kunci di posisi ON (Tidak perlu di start), tunggu lampu indikator berhenti berkedip, terus tekan tombol MODE & SET bersamaan agak lama sampai Lampu Indikator tadi menyala lagi sekitar 5 detik. Selesai deh proses mereset Lampu indikator service ini.

Tapi tidak disarankan untuk melakukan proses ini sendiri, cukup montir yang bersangkutan aja. Soalnya ini kan untuk mengingatkan kita tentang waktu service. Jadi kalo blm di service, terus kita reset. Kan fungsinya jadi percuma. Silakan mencoba :)

Setelah beberapa lama kemarau panjang. Akhirnya hujan juga semalam, waktu yang pas untuk menjajal motor ini saat hujan. Dari beberapa review yang pernah saya baca, Ban asli bawaan TVS Apache ini cukup licin saat kondisi hujan. Tapi kalo belum coba, rasanya kurang percaya deh :)

Apache saya ajak lari dengan kecepatan 60 kmpj, lalu saya kurangi sampai kecepatan 25 kmpj, dan langsung saya rem ban belakang saya.

Hasilnya…….. Ban langsung meleset kekiri, keseimbangan jadi goyang, ternyata ban ber merk TVS TYRES ini memang licin sekali . Untungnya saya menjajal dengan kecepatan yang rendah, jadi nggak jatuh.

Ini jadi satu lagi alasan kenapa harus ganti ban luar. Setelah sebelumnya membuat velg lecet-lecet saat harus tambal ban. Buat yang nggak suka perjalanan saat hujan, anda nggak perlu buru-buru ganti. Tapi untuk temen-temen yang menggunakan Apache untuk transportasi harian, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sangat-sangat disarankan untuk mengganti ban luarnya.

Ini masukan buat temen-temen yang berniat untuk beli TVS Apache, tapi belum ada dealer TVS di kotanya. Seperti di kota saya, belum ada dealer TVS. Yang ada hanya Bengkel Mitra, yang katanya menyediakan layanan Service & Spare Part. Jadi waktu saya ambil TVS Apache ini, saya harus ke semarang, 50 km dari kota kecil tempat saya tinggal.

Sebenernya saya ragu untuk melakukan service pertama di bengkel Mitra TVS ini, soalnya ada kesan bengkel ini tidak punya peralatan yg cukup, dan dari segi tampilan sangat tidak mewakili Brand dari TVS itu sendiri. Kalau boleh memilih, saya mending pergi ke semarang untuk service pertama, meskipun jauh.

TETAPI……………………. karena STNK sudah 1,5 bulan ini nggak keluar juga. Yah terpaksa deh, service di bengkel Mitra. Tanda tanya juga sih, kenapa 1,5 bulan belum ada jawaban pasti soal STNK jadinya kapan. Padahal dulu janjinya 1 bulan. Dan sampai pagi ini belum ada kabar lagi, capek nanya tiap hari.

Kembali ke soal service, akhirnya minggu lalu saya service Juga si Black Apache di Bengkel Mitra. Untuk service, Ok lah mereka memang bisa melakukan service standar sesuai dengan check list. TAPI….. saya kecewa saat montirnya bilang nggak punya stok Oli yg disyaratkan TVS (Caltex Revtex). Setelah sedikit protes, akhirnya montir itu membelikan sendiri oli ke bengkel lain yang cukup jauh, karena sekitar setengah jam baru kembali. Saya jadi sangsi, kalo oli aja nggak punya stok, gimana spare part nya ya?

Kekecewaan saya yang kedua, adalah mengenai indikator service yang ada di Speedo Meter. Pada Speedo meter Apache, ada indikator yang akan berkedip merah jika Odo Meter menunujukkan nilai 500 km, dan kelipatan waktu service yg disarankan. Indikator service ini seharusnya di reset pada saat di service. Jadi seharusnya nggak berkedip lagi. Tetapi pas saya tanya montirnya, dia nggak tahu caranya. Wah, ini gimana nih? Katanya bengkel Mitra sudah di training oleh TVS Pusat. Jadi sampai hari ini, indikator service masih berkedip terus.

Kesimpulannya, kalo untuk motornya, saya sangat puas. Tapi untuk After Sales, terutama di kota yang tidak memiliki dealer resmi, TVS Indonesia punya banyak hal yang harus dibenahi.

TVS Apache yang masuk ke Indonesia, sedikit berbeda dengan yang asli. Di India sana, penutup rantainya masih full menutupi rantai. Sedangkan yang di Indonesia sudah terbuka, mungkin mengikuti selera pasar Indonesia yang kurang suka dengan penutup rantai yang full.

Selain itu di Apache versi India, masih dilengkapi Engine Guard. Untuk melindungi mesin & tangki, jika motor jatuh. Di Indonesia, Engine Guard ini sudah dilepas. Tapi dudukan nya masih ada, jadi kalo ada yang tertarik memasang engine guard bisa langsung dipasang.

Dua perlengkapan diatas sebenarnya ditujukan untuk safety riding, jadi sebenarnya sayang sekali kalo dihilangkan.

Mungkin ini salah satu kelemahan TVS Apache ini. Karena bannya belum Tubeless. Jadi kalo bocor, ban dalam harus dikeluarkan dulu. Ini terjadi pada motor saya, ban belakangnya menancap paku pas jalan-jalan sore. Bagusnya sih tidak langsung bocor, tapi pagi harinya ban sudah kempes.

Saya dorong ke tukang tambal ban, untungnya dekat rumah. Soalnya motor ini cukup berat juga.

Pada saat tukang tambal ban, mencoba mengeluarkan ban dalamnya. Dia agak kesulitan. Katanya bannya ini kawatnya keras, nggak seperti ban umumnya. Walhasil, Velg saya jadi lecet-lecet di beberapa bagian. Sebenernya sebel juga, tapi gimana lagi. Kalo nggak ditambal juga gak bisa jalan.

Setelah kurang lebih 20 menit, ban dalam yg sudah ditambal dipasang lagi. Si tukang tambal pun sama kesulitannya seperti saat mengeluarkannya. Dan sudah seperti saya duga, proses ini pun meningggalkan bekas lecet :( .

Hmm, kalo gini harus ganti tubeless nih biar nggak lecet lagi……


Motor ini diklaim irit. Dari pengalaman saya sendiri, motor ini memang irit jika dibandingkan motor sekelasnya. Pertama kali menggunakan motor ini, saya langsung isi full tank (16 liter). Setelah kurang lebih 2 minggu pemakaian, odo meter menunjukkan 250 km, saya isi lagi full tank. Ternyata cuma diisi 4,5 liter motor ini sudah full tank lagi. Jadi kurang lebih konsumsi bensin hanya 50 km / liter.

Konsumsi bensin diatas saya dapatkan dengan kecepatan rata-rata 55 km / jam atau 4.000 RPM. Soalnya itu aturan menurut buku manualnya, disarankan sampai 1.000 km pertama harus dengan kecepatan diatas. Selain itu kondisi jalan lancar, tanpa macet. So, ada temen-temen yang Apache-nya bisa lebih irit?


ENGINE
4 Stroke, 159.7 cc, Single
Maximum Power: 11.19 KW (15.2 bhp) @ 8500 rpm
Maximum Torque: 13.1 Nm @ 6000 rpm
Bore x Stroke : 62mm x 52.9 mm
Compression Ratio: 9.5:1
Carburettor: Mikuni BS-26
Valve train: 2 Valves, single cam
Valves per cylinder: 2 Valves
Power to weight ratio: 111.76 bhp / ton
Starting: Electric & Kick Start
Idle speed : 1400rpm
Ignition: IDI-Dual mode digital ignition
Engine oil capacity: 1000 ml

TRANSMISSION

Clutch : Wet, Multi-Plate
Primary reduction: 65/21
Final reduction: 44/13

CHASSIS
Type: Double Cradle

SUSPENSION
Front: Telescopic Forks, 105mm Stroke
Rear: Monotube Inverted Gas filled shox (MIG) with spring aid
Castor angle: 25.5°
Trail length: 81.3 mm

BRAKES

Front: 270 mm Petal Disc
Rear: 130 mm Drum

WHEELS AND TYRES
Rim size (Front): 1.85 x 17”
Rim size (Rear): 2.15 x 18”
Tyre size (Front): 90/90 x 17”
Tyre size (Rear): 100/80 x 18”
Tyre make: TVS Tyres

Fuel tank capacity: 16.0 lit
Reserve: 2.5 lit
Useable reserve: 1.7 lit

DIMENSIONS

Length: 2020 mm
Width: 730 mm
Height: 1050 mm
Wheelbase: 1300 mm
Saddle height: 790 mm
Ground clearance: 180 mm

WEIGHTS

Kerb weight: 136 kg
Weight distribution: Kerb (F/R) 60/76 kg
Laden (F/R) (Solo – 65kg) 79/122 kg

PERFORMANCE (TVS claimed)
0-60 kph: 4.80 seconds
0-100 kph: 17.69 seconds
0-100 m: 7.91 seconds
0-400 m: 19.70 seconds
30-80 kph (4th gear): 11.84 seconds
30-80 kph (5th gear): 15.68 seconds
Maximum speed: 118 kph

TVS Apache 160 RTR

Ingat tulisan saya mengenai Bad After Sales Service sebelumnya? Ternyata ceritanya belum berakhir. Setelah service pertama tersebut, konsumsi bensin langsung drop menjadi 30-35 kmpl. Saya pikir, kok jadi boros sekali ya? Padahal sebelumnya +/- 50 kmpl. Tgl 6 September, saya dihubungi TVS mengenai STNK yang akan dikirim tgl 8 September (Akhirnya, setelah lebih dari 2 bulan menunggu……..). Nah pas telepon itu langsung saya komplain mengenai konsumsi bensin yang boros tadi. Akhirnya disepakati, pada saat pengiriman STNK, akan dikirim juga Teknisi TVS untuk service.

Tgl 8 September, Teknisi datang kerumah, dengan peralatan lengkap. Sayangnya, STNK masih harus menunggu satu hari lagi. Hmm, sabar…… Ok, lanjut. Saya ceritakan semua keluhan saya ke teknisi tadi. Dan dia langsung mengutak-atik motor saya. Sangat beda sekali pekerjaan yang dilakukan Montir dari bengkel Mitra, dibanding Montir yg asli. Setelah selesai, dia jelaskan bahwa ada beberapa settingan yang membuat motor jadi boros, selain itu pada service pertama, Filter Oli seharusnya diganti. Nah ini yang membuat saya sangat-sangat kecewa dengan service di Bengkel Mitra. Karena nggak jujur soal pelayanan ke pelanggan.

Setelah selesai, Teknisi tadi meminta buku service gratis saya. Dan minta service yang dilakukan, diakui sebagai service gratis kedua, yang seharusnya dilakukan pada Km 3000, atau 3 bulan pemakaian. padahal Km motor saya masih 1.100 km, 2 bulan pemakaian. Konsekuensinya, service ke 3 nanti yang seharusnya pada Km 6.000. Harus maju menjadi Km 3.000. Dan ini berarti, service gratis saya hilang 1 kali, dari yang seharusnya. Saya agak sedikit kecewa sih. Tapi daripada motor jadi boros. Mending hilang 1 kali jatah service. Sekarang, konsumsi bensin sudah normal lagi :)

Sehari kemudian, akhirnya STNK dikirim. Semoga pengelaman saya ini, menjadi masukan buat temen-temen yang berniat membeli Apache. Salam…

TVS Apache 160 RTR

Sebelumnya saya mau mengucapkan Mohon Maaf Lahir Batin buat temen-temen semua, seandainya ada tulisan saya yang kurang berkenan. Kali ini saya tulis mengenai perjalanan mudik saya. Tulisan ini saya bagi menjadi 2 bagian, karena ada beberapa hal yang ingin saya bandingkan. Seperti cara mengemudi, dan kondisi perjalan yang berbeda.

Perjalanan dimulai hari sabtu , 27 September jam 14.00. Cuaca cukup panas saat akan berangkat. Meskipun begitu, saya cukup senang dengan kondisi ini. Mengingat saya jika kondisi mendung dan hujan, maka perjalanan akan sangat lama. Karena ban luar si Black masih standar, belum ada budget buat ganti nih.

O iya, sebelum berangkat, si Black saya isi Premium Rp.50.000. Indikator bensin pada titik terendah dan mulai berkedip-kedip. Asumsi saya, setelah indikator tadi mulai berkedip lagi, berarti itulah jarak yang maksimal bisa ditempuh si Black. Rute perjalanan adalah Kudus-Semarang-Ungaran-Ambarawa-Secang-Magelang-Muntilan-Jogjakarta, total sekitar 180 km. Dan untuk mengukurnya tidak lupa Trip B saya setting ke 0 km.

Perjalanan Kudus-Semarang lumayan lancar, meskipun masih ada beberapa bagian jalan yang belum selesai pengerjaannya. Bahkan di jalan yang cukup halus, si Black bisa lari mencapai 115 kmpj. Sebenernya masih bisa lebih, tapi mengingat kondisi di kanan kiri jalan, sawah yang membentang luas, Sehingga angin yang cukup besar dari sisi kanan membuat si Black agak goyang.Jam 15.15 saya sampai di semarang, saya sempatkan untuk mampir ke dealer TVS, untuk menanyakan Stok Lampu Kota, karena lampu kota si Black mati sebelah. Tapi ternyata hari sabtu jam 14.00 sudah tutup bengkelnya, meskipun masih ketemu montirnya. Lain kali akan saya tulis mengenai masalah lampu kota ini.

Selanjutnya perjalanan Semarang-Ambarawa adalah rute yang cukup menarik sekaligus menyebalkan. Kenapa? Karena di rute tersebut saya ketemu serombongan besar motor-motor Plat B. Yang paling menarik dari rombongan ini, mereka tetap semangat meskipun sudah menempuh jarak yang cukup jauh. Padahal tidak jarang dalam 1 motor ditumpangi sampai 4 orang. Nah, yang menyebalkan, di rute ini ada tidak kurang dari 3 pasar dan 2 pabrik, yang membuat macet. Padahal Rute ini sudah 4 lajur.

Selanjutnya Rute Ambarawa-Secang, Ini rute favorit saya, jalan perbukitan dengan suasana hutan yang cukup asri. Sayangnya memasuki Ambarawa, awan mulai mendung. Dan akhirnya akhirnya hal yang paling saya khawatirkan terjadi, hujan. Mengingat pengalaman saya sebelumnya dengan ban TVS ini, saya cuma berani jalan antara 40-50 kmpj. Lambaaaaat sekali rasanya. Padahal dalam kondisi normal, saya yakin si Black bisa lari 80-100 kmpj disini. Hampir memasuki kota Secang, hujan berhenti. Saya belum berani memacu lebih cepat, karena kondisi ban masih basah.

Rute Secang-Muntilan, ini rute yang sebenarnya cukup enak. Jalan lurus, halus, dan pasar yang tidak tumpah ke jalan.Sayangnya jalur ini cuma 2 lajur.Jadi kalo ada angkot atau bis yang berhenti seenaknya, jalannya agak terhambat. Menurut saya idealnya jalan propinsi itu 4 lajur, jadi saat terjadi kecelakaan, atau perbaikan jalan. Jalur tersebut tidak terlalu terganggu. Oiya, di rute ini panas mesin mulai terasa sampai ke betis. Agak kurang nyaman sih, tapi tidak mengganggu.

Rute terakhir,Muntilan –Jogja. Ini rute yang paling ideal menurut saya. Jalan 4 lajur,dan pasar yang tidak tumpah kejalan. Karena sudah cukup lelah dengan 3 jam perjalanan non stop, si Black saya ajak lari santai 65-70 kmpj. Setelah menempuh perjalanan 4 jam, akhirnya sampai di rumah Trip B di indikator saya menunjukkan 178,2 km.

Setelah si Black saya ajak keliling jogja untuk bersilaturahmi ke saudara & kerabat, akhirnya si Black indikator bensinnya berkedip juga. Trip B menunjukkan 426 km. Hmm ternyata si Black masih irit, padahal sudah diajak lari stop & go, serta macet juga. Saya isi lagi dengan jumlah yang sama. Dan nanti saya ukur lagi setelahnya.

Kesimpulan saya selama di perjalanan ini, si Black tidak mengalami hambatan apa pun dalam melewati jalan yang agak kurang bersahabat & jalan yang menanjak.Suara mesin juga tidak berubah, tetap halus. Meski pun panas dari mesin cukup membuat betis tidak nyaman. Satu lagi, mesin si Black akan bergetar dan cukup mengganggu pada kecepatan 65-80 kmpj. Jadi saran saya kalau anda mau agak cepat ya sekalian dipacu diatas 80 kmpj.Tapi kalau mau santai, maksimal di kecepatan 65 kmpj.

Next,akan saya tulis mengenai perjalanan pulang kembali ke Kudus

Sudah sekitar 3 hari ini si Black suaranya agak bergetar saat di RPM 4.000, padahal biasanya halus. Saya cek asal suaranya, ternyata bukan dari mesin. Tetapi dari rumah lampu depan. (Loh kok bisa?)

Bisa aja, diantara rumah lampu depan dengan panel speedo meter, ada sekitar 8 bantalan karet yang menghubungkan keduanya. Nah, ada 1 bantalan karet yang terlepas, dan ini menimbulkan getaran yang kurang enak didengar. Sebenarnya setiap bantalan tadi sudah di lem, tapi sepertinya yg satu ini kurang kuat lemnya.

Akhirnya bantalan karet yang hilang tadi saya ganti, dan saya lem ulang ke panel speedo meter. Hasilnya getaran yang mengganggu jadi hilang. Dan si Black siap mudik ke Jogja deh besok…

Sunday 6 November 2011

Want to sell TVS apache rtr 160

Want to sell TVS apache rtr 160


Price: Rs.44000
Date Posted:
Ending Date:
Ad ID: 18408
Make: TVS
Model (Eg: Pulsar): apache rtr 160
Posted By: Owner
City: Bangalore
Year of Manufacture: 2007
Ownership: Not Specified
Kilometers Done: 36000
Colour: black
Features: Disk Brakes
Electric Start
Alloy Wheels
Digital Odometer
Reason for Sale: Buying a new bike

Description:

Wanr to sell my bike as planning to take new one. No dents..nothing...very well maintained...available for immediate sale..contact immediatelly on 9742444461



2012 TVS Apache RTR Price in India

TVS is working on higher displacement version of its popular apache bike. After launching Apache RTR 180 with ABS TVS announced that they are working on two bikes, and it will take eight to nine months to launch these products in market.
TVS Apache RTR 180cc ABS Bike India 300x235 2012 TVS Apache RTR Price in India

TVS Apache RTR 160 in India

After TVS Apache 160 and TVS Apache 180 there will be higher version of it. This version will come with ABS and would be priced around Bajaj Pulsar 220 DTS-Fi, new Yamaha YZF R15 version 2.0 and Hero Honda Karizma ZMR. It could be placed around 1 lakh rupee or more.

Honda has laso launched its 250cc bike, Honda CB250R in india, which has price tag of 1.7 lakh, ex-showroom. Bajaj Kawasaki ninja 250r fall in same segment, but has price tag of 2.7 lakh, ex-showroom.

Scoop! TVS to launch betters version of Apache RTR

TVS flagship motors apache RTR is a hit among the warm blooded and for good reasons. The RTR 160 and 180 provided comforts of both pleasures that is of slow city commutation and also the high speed thrill with amazing handling on the curves and brilliant response like a superbike!

The RTR 180 to its credit remains to date one of India’s select few motorcycles to provide riders the additional safety of ABS assisted brakes. However TVS have decided to re visit the plans of the bike and deliver a better model to the market.

The RTR is TVS’ best looking bike. Hence, we can expect enhancement of looks but not over tampering them. Sportiness quotient will be increased along with the performance and handling of the bike! The bike could probably enter showrooms in a few weeks as TVS will be looking to take advantage of the festive and the New Year season…

We can expect black treatment with sporty graphics.. Hope TVS also adds new features and some power upgrade to the RTR to make it only smoke better!